Punya blog tapi tiba-tiba ada pengunjung yang masuk ke halaman 404 Not Found? Itu tandanya kamu sedang berurusan dengan broken link. Masalah ini memang sering dianggap kecil, tapi efeknya bisa panjang: pembaca kabur, kesan profesionalitas turun, bahkan performa SEO bisa ikut merosot karena Google melihat blog kamu kurang terawat.
Google memang tidak langsung memberi “hukuman” hanya karena ada beberapa link rusak, tapi kalau jumlahnya banyak, proses crawling bisa terganggu, dan itu memengaruhi kepercayaan mesin pencari pada kualitas blog kamu. Jadi, masalah ini harus ditangani tapi bukan berarti harus ribet.
Di sini, kita akan bahas broken link dengan gaya yang mudah dicerna, langkah-langkah simpel, dan tips nyata yang bisa langsung kamu terapkan.
Apa Itu Broken Link dan Kenapa Sering Terjadi?
Broken link adalah tautan yang ketika diklik malah mengarah ke halaman error, entah itu 404, 410, atau halaman yang sudah hilang. Ini bisa terjadi di link internal (antar halaman blog kamu) maupun link eksternal (ke website lain).
Masalah ini muncul karena:
Dari sisi teknis, Googlebot jadi lebih sulit menjelajahi blog kamu kalau terlalu banyak error. Link internal yang rusak juga mengganggu penyebaran otoritas antar halaman. Semua ini adalah sinyal yang membuat Google menganggap blog kamu tidak dalam kondisi ideal.
Singkatnya: broken link mungkin kecil, tapi kesannya besar. Blog kamu bisa terlihat “nggak dirawat” kalau masalah ini dibiarkan menumpuk.
Masalah ini muncul karena:
- kamu menghapus atau memindahkan artikel tanpa redirect,
- kamu mengganti slug URL,
- website tujuan link eksternal sudah pindah atau tutup.
Dampaknya ke SEO dan Reputasi: Lebih Serius dari yang Kamu Kira
Broken link memang tidak membuat blog kamu langsung hilang dari Google, tapi dampak tidak langsungnya cukup signifikan. Untuk pengguna, link rusak bikin mereka kehilangan alur baca, dan kebanyakan langsung menutup tab. Dalam dunia SEO, itu berarti bounce rate naik, engagement turun, dan user experience memburuk.Dari sisi teknis, Googlebot jadi lebih sulit menjelajahi blog kamu kalau terlalu banyak error. Link internal yang rusak juga mengganggu penyebaran otoritas antar halaman. Semua ini adalah sinyal yang membuat Google menganggap blog kamu tidak dalam kondisi ideal.
Singkatnya: broken link mungkin kecil, tapi kesannya besar. Blog kamu bisa terlihat “nggak dirawat” kalau masalah ini dibiarkan menumpuk.
Cara Cek Broken Link: Tools yang Simpel, Gratis, dan Aman Dipakai
Untuk mengecek broken link, kamu nggak perlu jadi teknisi. Ada banyak tools yang bisa kamu pakai dalam hitungan menit:- Google Search Console: Google akan otomatis memberi tahu halaman mana yang error melalui laporan Page Indexing. Ini wajib dipakai karena datanya paling akurat.
- BrokenLinkCheck.com atau Dead Link Checker: Tools online yang tinggal masukkan URL → otomatis scan → keluar daftar broken link lengkap.
- Plugin Broken Link Checker (WordPress): Kalau pakai WordPress, plugin ini akan mendeteksi link rusak dan memberi notifikasi di dashboard. Praktis untuk pemeliharaan jangka panjang.
- Screaming Frog / Ahrefs Site Audit: Opsional untuk blog besar. Hasilnya sangat detail, termasuk status HTTP dan semua link internal.
Cara Mengatasi Broken Link Internal (Prioritas Utama)
Link internal adalah “urat nadi” blog kamu, jadi bagian ini harus ditangani dulu. Caranya:1. Perbaiki URL yang salah
Kalau masalahnya hanya typo atau perubahan slug, cukup edit artikelnya dan masukkan URL yang benar.2. Pasang Redirect 301
Kalau halaman lama sudah diganti, dipindah, atau digabung dengan artikel lain, redirect 301 adalah solusi terbaik. Pengunjung tetap diarahkan ke halaman yang benar, dan Google tetap memahami konteksnya.3. Hapus link jika memang sudah tidak relevan
Dalam beberapa kasus, link yang rusak memang sudah tidak ada penggantinya. Kamu bisa hapus link tersebut daripada membiarkan pengunjung tersesat.Tiga langkah ini sudah cukup untuk memperbaiki sebagian besar masalah internal link.
Cara Mengatasi Broken Link Eksternal (Link ke Website Orang Lain)
Untuk link yang mengarah keluar, kamu tidak selalu punya kontrol. Tapi solusi berikut bisa kamu terapkan:1. Cari halaman pengganti yang relevan
Kadang website tujuan memang memindahkan artikelnya. Cek apakah ada versi baru.2. Ganti dengan referensi yang lebih kredibel
Ini justru bisa meningkatkan kualitas konten kamu — perfect untuk EEAT.3. Hapus link jika tidak berdampak besar
Kalau link itu tidak krusial, menghapusnya adalah opsi aman dan cepat.Yang penting, pastikan alur tulisan tetap lancar meski link diganti atau dihapus.
Dengan rutin mengecek dan membersihkan broken link, kamu menunjukkan bahwa blog kamu aktif, terawat, dan profesional. Ini bukan cuma soal SEO, tapi juga soal kepercayaan pembaca.
Workflow Rutin Biar Broken Link Tidak Muncul Lagi
Broken link pasti akan muncul lagi seiring bertambahnya artikel. Jadi, punya workflow akan sangat membantu:- Audit broken link tiap 1–3 bulan: Semakin aktif blog kamu, semakin sering lebih baik.
- Cek link saat update artikel: Sekalian memastikan semua referensi masih valid.
- Catat artikel yang dihapus atau dipindah: Selalu cek apakah ada link internal yang mengarah ke halaman itu.
- Gunakan tools monitoring otomatis: Plugin atau tools audit akan menjaga blog tetap “bersih”.
Perbaikan Kecil, Dampak Besar untuk Blog Kamu
Broken link memang masalah teknis kecil, tapi efeknya bisa terasa ke mana-mana: dari pengalaman pembaca, kualitas SEO, sampai reputasi blog kamu. Kabar baiknya, masalah ini adalah salah satu yang paling mudah diidentifikasi dan diperbaiki.Dengan rutin mengecek dan membersihkan broken link, kamu menunjukkan bahwa blog kamu aktif, terawat, dan profesional. Ini bukan cuma soal SEO, tapi juga soal kepercayaan pembaca.
